1. HOME
  2.  » 
  3. TAG
  4.  » 
  5. S
  6.  » 
  7. SAINS


  8. Reporter :     16 Desember 2017 06:30

    Apa itu gempa tektonik?

    Tasikmalaya dilanda gempa tektonik Jumat malam, 15 Desember 2017.

    Feed.merdeka.com - Tasikmalaya, Jawa Barat dilanda gempa 6,9 Skala Richter pada Jumat, 15 Desember 2017 pukul 23.47. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), ini merupakan gempa tektonik.

    Data kerusakan bangunan akibat gempa Tasikmalaya

    Apakah gempa tektonik itu?

    Untuk membahas gempa tektonik, Anda perlu tahu bahwa permukaan bumi sebetulnya terpecah menjadi lempeng besar dan kecil. Bahkan jika menatap dari luar angkasa, kita tetap tidak bisa melihat garis pecahan permukaan bumi itu.

    Dan, lempeng-lempeng ini terus bergerak. Inilah yang disebut lempeng tektonik, demikian dikutip dari situs Deutsche Welle.

    Gerakan lempeng itu sangat lamban. Jika dua lempeng bertemu pada suatu patahan (sesar), keduanya bisa bergerak saling menjauhi, saling mendekati, atau saling bergeser.

    Lempeng-lempeng yang mengitari wilayah Indonesia
    © 2017 feed.id/BMKG

    Dikutip dari laman BMKG, umumnya gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun tetap terukur, yakni sebesar 0-15 centimeter per tahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut. Terjadilah pelepasan seketika dan inilah pemicu gempa hebat di seluruh dunia dan disebut gempa tektonik.

    Penjelasan awal mengenai lempeng tektonik digagas pertama kali oleh ilmuwan asal Jerman, Alfred Wegener. Dia mengemukan teori pengapungan dan pergeseran benua (Continental Drift) tahun 1912.  Bahwa kerak bumi tidaklah masif, melainkan terpecah-pecah, terapung di atas cairan magma panas.

    Teori Wegener sempat dilecehkan dan ditertawakan banyak pakar kebumian terkemuka di zamannya. Saat itu, memang belum ada teknologi yang mampu menjelaskan fenomena yang sulit seperti gempa tektonik. Barulah di tahun 1950-an, sekitar 20 tahun setelah Wegener meninggal teori mengenai lempeng tektonik dapat dibuktikan.

    Misteri gempa, aktivitas vulkanologi, dan gerakan kulit Bumi terkuak karena teori tektonik lempeng bisa menjelaskan penyebabnya. Gempa lazimnya terjadi di zona subduksi dimana dua atau lebih lempeng tektonik bertemu.

    Bencana gempa dan tsunami Aceh 2004 merupakan salah satu bukti kedahsyatan energi yang terkumpul akibat gerakan lempeng tektonik. Zona-zona kegempaan aktif di seluruh dunia berkaitan dengan pergerakan lempeng tektonik tersebut. Kawasan gempa aktif berupa patahan atau sesar semuanya berada di kawasan tumbukan atau pinggiran lempeng tektonik.


    Indonesia rawan bencana

    WHAT DO YOU THINK?
    MUST READ STORIES